Panduan Etiket Komunikasi Digital Untuk Manusia (Yang Lebih Baik)

--

Etiket adalah yang membuat kita manusia (etika vs etiket). Hal ini masih dan akan semakin penting dalam interaksi manusia secara digital.

Digital Etiquette oleh Victoria Turk

Saya pikir status single ini akan berakhir di tahun 2017. Bayangkan semua skenario indah di film-film romcom Hollywood. Semua terjadi saat itu.

Kami bertukar pesan hampir setiap jam, membeli sepatu bersama, movie date, bertukar kabar dan foto ketika dia berlibur di Vietnam, dan saya business trip di Surabaya.

Semua tampak sempurna. We were a fine couple. Sort of.

Hingga, entah bagaimana, cerita itu berubah menjadi memilukan bagaikan Hotel Mumbai, hening bagaikan A Quiet Place, menyudahi semua skenario indah film-film romcom.

Ghosted out adalah ketika sebuah hubungan — biasanya melalui platform digital — berakhir secara tiba-tiba, tanpa penyebab, tanpa penutup yang jelas, tanpa ucapan “selamat tinggal”, disertai memutus semua akses untuk berkomunikasi kembali.

Wanita baik hati dan penyanyang Ibunya ini memblokir nomor, memutus semua akses saya untuk menghubunginya. Saya baru saja mengalami ghosted out.

Apakah dia marah? Apakah saya salah bicara?

Apakah dia baik-baik saja? Apakah sesuatu yang buruk terjadi padanya?

Saya — mungkin — tidak akan pernah tahu jawabnya.

Karena cara terbaik dan paling dewasa dalam menutup cerita itu adalah: Letting it all go and moving on with our lives.

Etiket Digital Dalam Berbagai Konteks

Selalu tempatkan dirimu di posisi orang yang menjadi lawan komunikasi (digital)mu. Apakah kamu ingin diperlakukan sama?

Etiket Romansa Digital

Ghosting out bukanlah etiket yang baik dalam membina hubungan personal (maupun profesional). Memang, tidak semua manusia siap dan bisa menerima kejujuran, kejelasan, dan ketegasan sikap.

Those aren’t for everyone indeed. They could be scary as heck.

Tapi, percayalah, semua manusia pasti menghargai ketika sebuah hubungan dimulai/diakhiri dengan jelas, tuntas, dan baik-baik.

Digital hanyalah persoalan medium saja. Saat ini, semua komunikasi romantis bisa kamu lakukan via WhatsApp, Tinder, LINE dan platform teks lainnya. Hal ini telah dianggap normal.

Buka potensi hubungan dengan komunikasi yang sopan dan elegan. Dalam bukunya Digital Ettiquette: Everything you wanted to know about modern manners but were afraid to ask, Victoria Turk memberikan formula untuk membuka komunikasi romantis digital, yaitu:

“Hal Positif di Profile Picture Prospek Kamu + Pertanyaan = Kemungkinan Sukses Komunikasi yang Baik”

Etiket Kantor

Ketika pesan elektronik hanya dapat diakses lewat PC jadul adalah masa-masa yang indah, bukan? Kita tidak harus cemas memandangi layar smartphone, menghela nafas dalam-dalam, dan berpikir untuk menulis surat wasiat ketika pesan-pesan elektronik itu datang.

Victoria menuturkan bahwa email, WhatsApp, Telegram dan sejenisnya memberikan kita tekanan, kecemasan, dan bahkan bukan lagi fitur yang fungsinya membantu kita menyelesaikan pekerjaan secara efisien karena pesan-pesan elektronik adalah pekerjaan itu sendiri.

Etiket pesan elektronik terbaik adalah dengan mengirim sesedikit mungkin dan yang penting saja, tambah Victoria. Pesan elektronik “meminta” waktu dan pikiran dari penerima pesan.

Siapa yang rela waktu dan pikirannya dibuang percuma seperti itu? Apalagi di akhir pekan. Lakukanlah sebijak mungkin.

Bagi Victoria, pesan elektronik yang terbaik adalah pesan elektronik yang tidak pernah kita kirim. Saya setuju dengannya.

Etiket Pertemanan

Kita mengirim pesan WhatsApp kepada teman, centang dua berwarna biru telah muncul, kita memerlukan respon, dan dia tidak membalas apa-apa hingga hari itu hampir berakhir.

Berikan penjelasan; “ya”, “tidak”, “nanti 2 jam lagi”, apapun sebagai respon wajar agar suasana tidak canggung dan mengambang, seperti…

Mental responsif adalah mental yang baik demi kemaslahatan orang banyak— apalagi ketika respon kamu mempengaruhi keputusan akhir sebuah grup baik itu untuk liburan, hang out, transaksi bisnis, dan hal lainnya.

Memang, seringkali etiket yang baik sulit diaplikasikan karena ketika itu situasinya cukup rumit. Memang tidak sesederhana itu.

Namun, tidak ada salahnya — melalui tulisan ini —untuk kita secara sadar selalu mengingat penerapan etiket yang baik dalam berbagai konteks demi menjadi manusia yang lebih baik.

Bukan begitu?

BACA ARTIKEL SEPUTAR LIFESTYLE LAINNYA:

--

--